Rodrigo “Rody” Duterte, Presiden Filipina ke-16 (2016–2022), dikenal sebagai pemimpin keras dan kontroversial yang tak segan menggunakan cara-cara ekstrem untuk memberantas kejahatan. Julukannya, “The Punisher”, mencerminkan gaya kepemimpinannya yang tegas dan sering kali menuai kritik dari dalam maupun luar negeri.
Kebijakan Kontroversial: Perang Melawan Narkoba
Duterte terkenal dengan kampanye anti-narkoba berdarah yang menewaskan ribuan orang. Ia secara terbuka mendukung “penembakan di tempat” terhadap pengedar dan pemakai narkoba, memicu kecaman dari PBB dan kelompok HAM. Meski dituduh melakukan pelanggaran HAM, kebijakan ini justru memberinya dukungan besar dari rakyat yang lelah dengan kejahatan narkoba.
Gaya Kepemimpinan Kasar dan Blak-blakan
Duterte sering membuat pernyataan provokatif, termasuk menghina mantan Presiden AS Barack Obama dan Paus Fransiskus. Ia juga dikenal dekat dengan Tiongkok dan Rusia, sambil kerap mengkritik Amerika Serikat. Meski gaya bahasanya kasar, banyak warga Filipina menganggapnya sebagai pemimpin “rakyat” yang jujur dan tidak munafik.
Pencapaian dan Warisan
Selain memberantas narkoba, Duterte memperbaiki infrastruktur melalui “Build, Build, Build” Program dan mendorong otonomi daerah. Namun, warisannya tetap terpecah—di satu sisi, ia dicintai karena ketegasannya; di sisi lain, ia dikutuk karena metode yang dianggap kejam.
Setelah masa jabatannya berakhir, Duterte tetap menjadi figur politik yang berpengaruh di Filipina.